Teknologi dan Media pembelajaran
Senin, 15 Juni 2015
Senin, 08 Juni 2015
teknologi dan media pembeljaran
TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
DI SERAHKAN KEPADA
HANA PUJI ASTUTI
SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENGIKUTI
MATA KULIAH
TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH:
SEFRAN TSE
PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI AGAMA
KRISTEN ANAK BANGSA
SURABAYA 2015
BAB
8
PEMBELAJARAN
BERBASIS MULTIMEDIA PRESENTASE
A.
Pendahuluan
Microsoft office
powerpoint merupakan program aplikasi presentase yang sangat populer dan paling
banyak digunakan saat ini untuk berbagai macam kepentingan presentase.
Microsoft office powerpoint merupakan pengembangan dari versi sebelumnya.
Media pembelajaran
sangat mempengaruhi proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar, dalam
pemanfaatan media informasi atau materi dapat diterima dan diiangat dengan baik
apabila dibarengi dengan gambar ada juga yang mengatakan media yang paling baik
adalah menggunakan animasi.
B.
Konsep multimedia
Multimedia adalah media
presentase dengan menggunakan teks, audio dan visual sekaligus multimedia
presentase digunakan untuk menjelas digunakan untuk menjelaskan materi-materi
yangbersifat teoritis dan digunakan group belajar yang cukup banyak, berbagai
perangkat lunak yang digunakan dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamisdan sangat menarik.
Pengolahan bahan presentase dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk
dipresentasekan dengan menggunakan projektor melainkan juga dapat
dipresentasekan lewat proyeksi lainnya, di dalam proses pembelajaran presentase
merupakan salah satu metode pembelajaran dan paling digunakan dibandingkan
dengan metode yang lainnya.
C.
Program aplikasi presentase
Program ini merupakan paket
dari program komputer yang digunakan untuk membantu penggunanya dalam mengolah
bahan presentase, program aplikasi tersebut antara lain :
1.
Corel presentation
Merupkan aplikasi
komersial seperti microsoft office dan dilengkapi dengan fitur yang lengkap dan
interface yang mudah seperti koleksi foto, gambar yang cukup banyak dan font
beragam dan murah.
2.
Kpresenter
Merupakan bagian dari
Koffice, paket aplkasi office terintegrasi untuk desktop KDE.
3.
Ooo Impress
Openoffice. Org impress
atau dikenal impress saja adalah perangkat lunak untuk membuat presentase
multimedia dan media interaktif.
4.
Microsoft office power point
Program komputer untuk
presentase yang dikembangkan oleh microsoft
D.
Power point sebagai media presentase
Merupakan salah satuh
software yang diracang untuk mampu menampilkan program multimedia dengan
menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, murah dan dapat
digunakan melalui beberapa tipe seperti, personal presentation, stand alone dan
web based.
E.
Teknik pengembangan media presentase
1.
Identifikasi program
2.
Mengumpulkan bahan pendukung sesuai
dengan kebutuhan bahan materi dan sasaran.
3.
Proses pengerjaan hingga selesai
4.
Review
dan revisi
F.
Memulai kerja dengan power point 2007
Klik star pada desktotp→pilih
all program→cari microsoft office→klik pada microsoft power point 2007, Tunggu
hingga jendela program terbuka penuh.
G.
Fungsi elemen dasar power point
-
Save,
untuk menyimpan dokumen
-
Undo, mengembalikan perintah sebelumnya
-
Redo, kebalikan dari Undo
-
Untuk lebih cepat dapat menggunakan
Control (CNTRL)
-
Fasilitas pada office
botton sebagai berikut :
New: untuk membuka
jendela atau lembar baru
Open: membuka program
yang sudah ada
Save: menyimpan file
yang telah dibuat
Save as: sama dengan
save tapi sekaligus memberi nama pada file yang dibuat
Print: mencetak dokumen
Prepare: pengaturan
setting secara umum
Send: mengirim dokumen
Publish: mengubah file
dokumen menjadi berbasis web
Delapan
menu program power point sebagai berikut :
Home: perintah dasar
dan kumpulan perintah yang ada di dalam power point
Review: memberi catatan
atau komentar dari tampilan penyajian
View: membuat tampilan
slide
Blank dan recent:
membuka layar baru dengan latar putih polos (tanpa latar)
Installed template: membuat
presentase dengan back ground yang sudah tersedia
My template: membuat
presentase dengan template sebeumnya yang sudah dibuat
New exiting: membuka program
baru dengan memunculkan file yang sudah dibuat sebelumnya
Microsoft office
online: membuat desain baru namun bahan-bahannya tersedia secara online
Tampilan
dalam membuka open
My recent document:
membuka file yang baru saja dibuat atau yang belum lama di buat
My document: mengambil
file yang tersimpan di dokumen
My computer: mencari
file yang lebih luas dan semua lengkap di dalamnya
My network place:
mencari data yang diambil komputer lan dengan menggunakan internet
Jika
insert diklik akan muncul sebagai berikut:
Table : untuk membuat
tabel
Picture dan clip art :
menyisipkan gambar pada dokumen dan picture untuk mengambil gambar
Shape dan smart art:
membuat berbagai bentuk dokumen
Chart : membuat grafik
dengan berbagai bentuk
Hyperlink : menghubungkan
satu file dengan file yang lain baik antar dokumen
Page number dan text
page : membuat halaman dengan posisi yanng bisa diatur sendiri
Wort art :membuat teks
yang variatif
Equation : membuat
rumus dan simbol
Header dan footer:
membuat judul di bagian atas dan bawah
Movie dan sound :
memasukan video dan suara
Text box : membuat
tulisan teks
Pengaturan animasi
From begining :
pengaturan file dalam ukuran penuh dari posisi awal
From current slide :
pengaturan file dalam ukuran penuh tapi hanya slide yang aktif
Custom slide show:
pengaturan tampilan slide dengan nomor
slide yang dipilih
Set p slide show :
pengaturan slide show, ukuran slide, nomor slide dan tampilan slide
Membuat tulisan dengan power point
Klik pada clik to add
title dan bisa juga menggunakan teks box klik insert, klik text box, buat kotak
pada bidang dan tulisan sesuai keinginan, fasilitas yang digunakan antara lain
:
Mengganti font
Mengatur ukuran font
Menebalkan font
Membuat miring
Memberi warna font
Mengatur posisi
Teknik menambah slide
caranya klik kanan pada slide yang di sebelah kiri lalu tekan new slide dan
caranya lebih muda cukup menekan enter pada slide yang aktif. Mengatur warna
background klik design →klik kotak-kotak kecil dengan variasi beragam pilih salah
satu
Menambahkn gambar/foto, animasi, suara,grafik dan tabel
Klik insert →pilih icon
sesuai dengan yang diinginkan dan juga klik icon yang sudah tersedia di bidang
kerja. Untuk memasukan foto klik insert →klik image, pada jendela insert
picture dan cari file foto yang diinginkan, cara menampilkan gambar yang sudah
ada tekan insert klik klip art klik organize clip kemudian gambar yang
dikehendaki dan untuk menampilkan gambar klik kanan pada salah satu gambar
pilih kopy klik pointer pada slide kerja klik paste dan akan muncul gambar pada
bidang slide lalu close jendela clip art.
Cara membuat grafik,
klik insert dan klik grafik klik chart dan klik ok. Menampilkan video dan
suara, caranya sama dengan memasukan foto atau gambar.
Menjalankan slide,
tekan slide show dan untuk meneruskan ke slide berikutnya cukup tekan enter,
mengatur animasi klik pada objek yang akan dianimasikan lalu pilih custom
animasi →akan tampil jendela pengaturan animasi dan untuk mengatur animasinya
cukup tekan add effect.
Menngatur hyperlink,
klik pada objek yang akan dihubungkan lalu klik kanan dan pilih hyperlink.
kesimpulan
Dalam proses
pembelajaran power point merupakan media yang sangat penting dalam menunjang
serta dalam menghasilakan hasil atau kualitas pembelajaran yang maksimal, dan
dalam membuat presentase pun harus bisa memahami langkah-langkahnya sehingga
bisa menghasilkan hasil yang memuaskan dan juga bisa menggunakan semua
bagian-bagian yang ada di dalam power point, penguasan atau kemahiran dalam
menggunakan power point sangat mempengaruhi hasil kerjanya.
Rabu, 13 Mei 2015
tugas sefran
1.
Apa perbedaan antara teknologi dan media
?
2.
Apa saja enam kategori dasar dari media
?
3.
Bagaimana rangkaian kesatuan
konkret-abstrak bisa digunakan untuk membantu dalam pemilihan teknologi dan
media ?
4.
Apa itu belajar ?
5.
Apa itu empat ranah belajar ?
6.
Jelaskan empat perspektif psikologis
mengenai belajar.
7.
Apa saja perbedaan dan kesamaan antara
belajar dalam waktu bersamaan dengan pembelajaran tidak dalam waktu bersamaan ?
8.
Apa perbedaan informasi dengan
pengajaran/intruksi ?
Jawaban
1.
Teknologi adalah merupakan pemanfaatan
dan ketrampilan spesifik dari perkakas dan ketrampilan dalam pendidikan seperti
computer atau laptop, perangkat keras, pendidikan jarak jauh, ataupun tatap
muka dengan bantuan alat pendukung sebagai media komunikasi pendidik dan
peserta didik. Sedangkan media merupakan sarana komunikasi, istilah ini merujuk
pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima,
kategori media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa dan orang-orang
berupa guru atau ahli bidang studi.
2.
Teks, audio, visual, video, perekayasa
dan orang-orang atau ahli.
3.
- Memilih media harus berdasarkan tujuan instruksional yang ingin dicapai
- Memilih media harus sesuai karakteristik siswa atau sasaran
- Memilih media harus disesuaikan dengan jenis rangsangan
belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dll).
- Memilih media harus disesuaikan dengan keadaan latar atau lingkungan
-
Memilih media
harus memahami kondisi setempat, dan
luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
4.
Belajar didefenisikan sebagai perubahan
terus menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pembelajaran dan
interaksi pemelajar dengan dunia.
5.
-
Ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual
yang dapat dikelompokan menjadi informasi verbal / visual atau ketrampilan
intelektual.
-
Ranah
afektif, melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai.
-
Ranah kemampuan motorik, belajar
melibatkan ketrampilan atletik, manual dan ketrampilan fisik lainnya.
-
Ranah interpersonal, melibatkan
interaksi, hubungan diantara orang-orang.
6.
-
Behavioris perspektif, pada tahun 1950-an B. F. Skinner seorang psikolog
di universitas Harvard, ia memperlihatkan bahwa penguatan atau memberi ganjaran
pada respons yang diinginkan dapat membentuk pola perilaku organisme.
-
Kognitivis perspektif, membahas
bagaimana orang-orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
-
Konstruktivitas perspektif, menekankan
bahwa para pemelajar menciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia
informasi.
-
Perspektif psikologi sosial, memusatkan
pada efek organisasi sosial dalam ruang kelas terhadap belajar.
7.
- Belajar dalam waktu bersamaan
(synchronous), lingkungan belajar bisa bersifat dalam waktu bersamaan (singkron)
atau tidak dalam waktu bersamaan. Untuk pengajaran dalam waktu bersamaan para
pembelajaran harus menghadiri pengajaran pada waktu yang sama. Pengajaran dalam
waktu bersamaan terdiri dari dua macam, yaitu yang langsung, saling berhadapan
antara pendidik dan peserta didik. Kedua, pendidikan jarak jauh dalam waktu
yang sama, tetapi pembelajar bisa berada di tempat yang berbeda.
-
Tidak dalam waktu bersamaan
(Asynchronous) pengajaran tidak dalam waktu bersamaan memungkinkan para
pengajar yang berbeda untuk merasakan konten yang sama pada waktu yang
berbeda-beda. Contohnya para peserta didik belajar mandiri menggunakan program
komputer, CD interaktif, atau tutorial web, memperlihatkan kemungkinan
pengajaran tidak dalam waktu bersamaan dalam berbagai bidang studi.
8.
pengertian informasi
adalah keterangan, pemberitahuan,
atau berita. Sedangkan Instruksi adalah arahan atau perintah untuk untuk
melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas.
Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada orang lain, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada orang lain, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Kamis, 07 Mei 2015
makalah pak remaja
TUGAS MAKALAH PAK REMAJA
DI SERAHKAN KEPADA
DESIRE KARO KARO
SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN
UNTUK MENGIKUTI MATA KULIAH
PAK REMAJA

DISUSUN
OLEH:
SEFRAN TSE
PROGRAM
SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH
TINGGI AGAMA KRISTEN ANAK BANGSA
SURABAYA 2015
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
I.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................
I.2 FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN KARAKTER ..........................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................
A. PENGERTIAN PAK ...............................................................................................
A.a PENGERTIAN PAK REMAJA ..............................................................................
A.b PENGARUH PAK ...................................................................................................
B. PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA ...........................................................
B.1 PENGERTIAN KARAKTER .................................................................................
B.2 PENGERTIAN REMAJA .......................................................................................
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
..............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa pembentukan
identitas. Artinya, pada masa inilah terjadi proses pencarian dan pemantapan
sifat serta kebiasaan yang akan menjadi ciri khas seseorang dan yang akan
dipertahankan sampai sisa hidupnya. Dalam pencarian identitas ini, seorang
remaja sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya dan yang paling dominan
yang mempengaruhi identitasnya adalah orang-orang yang paling sering ditemui.
Misalnya peranan keluarga dan teman sebaya.
Saat ini banyak remaja yang terlibat dalam hal-hal yang salah seperti kecanduan narkoba, seks bebas, pola hidup konsumtif dan lain sebagainya. Hal itu sering terjadi akibat pengaruh teman sebayanya yang mengatakan “tidak gaul” atau “ketinggalan zaman”. Banyak remaja terjerumus ke hal-hal seperti ini tentunya karena mereka tidak memiliki karakter yang kuat.
Saat ini banyak remaja yang terlibat dalam hal-hal yang salah seperti kecanduan narkoba, seks bebas, pola hidup konsumtif dan lain sebagainya. Hal itu sering terjadi akibat pengaruh teman sebayanya yang mengatakan “tidak gaul” atau “ketinggalan zaman”. Banyak remaja terjerumus ke hal-hal seperti ini tentunya karena mereka tidak memiliki karakter yang kuat.
1.2. FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPERAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
Adalah hakekat manusia bahwa sejak terbentuknya seorang manusia baru-yakni – sejak terjadinya conceptis antara sel telur dan sel kelamin laki-laki – sampai menjadi tua, ia akan mengalami perkembangan. Perkembangan-perkembangan ini akan dialami berbeda-berbeda sesuai dengan fase-fasenya. Adalah pula hakekat manusia bahwa dalam perkembangannnya ia membutuhkan orang lain. Dan orang lain yang paling utama dan pertama bertanggung jawab adalah orang tuanya sendiri. Orang tuanyalah yang bertanggung jawab memperkembangkan keseluruhan eksistensi si anak.
Termasuk tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak, baik dari sudut organis maupun psikologisnya, antara lain: makanan, minuman sampai kebutuhan-kebutuhan psikis, seperti: kebutuhan akan perkembangan intelektual melalui pendidikan serta kebutuhan akan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan perlakuan-perlakuan. Dengan demikian diharapkan si anak akan dapat tumbuh dan berkembang ke arah pribadi yang harmonis dan matang.
Norma masyarakat
Kehidupan manusia dapat berlangsung oleh hubungan-hubungannya yang terus-menerus dan timbal-balik dengan lingkungan hidupnya, dengan alam sekelilingnya. Dalam hubungan timbal-baliknya dengan lingkungan ini manusia dipengaruhi dan bisa mempengaruhi lingkungan tempat ia berada. Adakalanya manusia bisa berbuat “sewenang-wenang” terhadap sesuatu yang terdapat di lingkungannya demi kebutuhan pribadinya. Contoh, sepotong kayu yang terletak di depan kita dapat dipotong-potong dengan pisau sehingga berkeping-keping. Kayu itu dapat pula kita patah-patahkan; dapat kita buang dan seterusnya. Kayu tersebut dapat kita perlakukan sesuai dengan kehendak kita, sesuai dengan kemauan kita, tanpa orang lain merasa keberatan. Akan tetapi, bila kayu tersebut masih berupa batang pohon jati yang sengaja di tanam atau pohon mangga yang tumbuh di pekarangan tetangga, maka kita tidak bisa berbuat semau kita terhadap kayu tersebut.
Contoh di atas menunjukkan bahwa dalam hal-hal tertentu manusia bebas bertingkah-laku dan berkehendak, apakah tingkah laku itu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan ataukah untuk tujuan-tujuan lain. Di lain pihak kebebasan tingkah laku ini dibatasi oleh adanya batas-batas atau norma-norma. Batas atau norma-norma ini ada yang sengaja dibuat untuk mengatur kehidupan manusia sebagai pribadi masyarakat dan Negara. Batas atau norma yang sengaja dibuat ini memungkinkan manusia hidup dengan tata cara dan petunjuk-petunjuk yang teratur.
Teman sebaya
Jika kedua orang tua selalu tidak benar, maka teman-teman tidak pernah salah. Pertimbangan dari teman-teman sebaya mengenai pakaian, makanan, musik dan bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting. Mereka cenderung lebih menghargai pandangan yang diberikan oleh teman-temannya. Bagaimanapun juga hubungan antara teman dapat menjadi kuat seperti hubungan keluarga. Seperti apa pun teman-teman yang dipilih si remaja pastilah dipilih karena suatu alas an. Kelompok teman menjadi sangat penting baginya. Teman-teman merupakan bagian penting dari usaha seorang remaja untuk tumbuh menuju kedewasaan. Persahabatan sangatlah penting, mereka tidak dapat dengan mudah dipisahkan.
Dll.
Adalah hakekat manusia bahwa sejak terbentuknya seorang manusia baru-yakni – sejak terjadinya conceptis antara sel telur dan sel kelamin laki-laki – sampai menjadi tua, ia akan mengalami perkembangan. Perkembangan-perkembangan ini akan dialami berbeda-berbeda sesuai dengan fase-fasenya. Adalah pula hakekat manusia bahwa dalam perkembangannnya ia membutuhkan orang lain. Dan orang lain yang paling utama dan pertama bertanggung jawab adalah orang tuanya sendiri. Orang tuanyalah yang bertanggung jawab memperkembangkan keseluruhan eksistensi si anak.
Termasuk tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak, baik dari sudut organis maupun psikologisnya, antara lain: makanan, minuman sampai kebutuhan-kebutuhan psikis, seperti: kebutuhan akan perkembangan intelektual melalui pendidikan serta kebutuhan akan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan perlakuan-perlakuan. Dengan demikian diharapkan si anak akan dapat tumbuh dan berkembang ke arah pribadi yang harmonis dan matang.
Norma masyarakat
Kehidupan manusia dapat berlangsung oleh hubungan-hubungannya yang terus-menerus dan timbal-balik dengan lingkungan hidupnya, dengan alam sekelilingnya. Dalam hubungan timbal-baliknya dengan lingkungan ini manusia dipengaruhi dan bisa mempengaruhi lingkungan tempat ia berada. Adakalanya manusia bisa berbuat “sewenang-wenang” terhadap sesuatu yang terdapat di lingkungannya demi kebutuhan pribadinya. Contoh, sepotong kayu yang terletak di depan kita dapat dipotong-potong dengan pisau sehingga berkeping-keping. Kayu itu dapat pula kita patah-patahkan; dapat kita buang dan seterusnya. Kayu tersebut dapat kita perlakukan sesuai dengan kehendak kita, sesuai dengan kemauan kita, tanpa orang lain merasa keberatan. Akan tetapi, bila kayu tersebut masih berupa batang pohon jati yang sengaja di tanam atau pohon mangga yang tumbuh di pekarangan tetangga, maka kita tidak bisa berbuat semau kita terhadap kayu tersebut.
Contoh di atas menunjukkan bahwa dalam hal-hal tertentu manusia bebas bertingkah-laku dan berkehendak, apakah tingkah laku itu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan ataukah untuk tujuan-tujuan lain. Di lain pihak kebebasan tingkah laku ini dibatasi oleh adanya batas-batas atau norma-norma. Batas atau norma-norma ini ada yang sengaja dibuat untuk mengatur kehidupan manusia sebagai pribadi masyarakat dan Negara. Batas atau norma yang sengaja dibuat ini memungkinkan manusia hidup dengan tata cara dan petunjuk-petunjuk yang teratur.
Teman sebaya
Jika kedua orang tua selalu tidak benar, maka teman-teman tidak pernah salah. Pertimbangan dari teman-teman sebaya mengenai pakaian, makanan, musik dan bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting. Mereka cenderung lebih menghargai pandangan yang diberikan oleh teman-temannya. Bagaimanapun juga hubungan antara teman dapat menjadi kuat seperti hubungan keluarga. Seperti apa pun teman-teman yang dipilih si remaja pastilah dipilih karena suatu alas an. Kelompok teman menjadi sangat penting baginya. Teman-teman merupakan bagian penting dari usaha seorang remaja untuk tumbuh menuju kedewasaan. Persahabatan sangatlah penting, mereka tidak dapat dengan mudah dipisahkan.
Dll.
Dari uraian di atas maka sangatlah penting peranana PAK dalam
pembentukan karakter remaja sebab jikalau dalam masa ini kita gagal dalam
memberikan pengararuh ataupun remaja gagal menadapatkan pengaruh yang positif yang berkaitan dengan pembentukan karakter
mereka maka pada umumnya karakter tersebutlah yang akan menjadi kebiasaan atau
karakter mereka ketika mereka menjadi dewasa bahkan sampai masa tua mereka.
Peran pendidik PAK dalam menngajarkan PAK juga turut mengambil bagian dalam
pembentukan karakter remaja, sebab remaja selain berada di lingkungan keluarga,
masyarakat, teman sebaya, remaja juga berada atau sebagian waktu mereka
dihabiskan di lingkungan sekolah, sehingga peran Pendidik PAK pun juga
membrikan sungsih kepada proses terbentuknya karakter remaja. Selain itu juga perlu untuk disadari bahwa
tidak semua remaja bisa atau mendapatkan pendidikan PAK yang baik ataupun benar
di ligkungan keluarga, masyarakat dan teman sebaya dengan melihat kenyataan ini
maka sangatlah perlu pembentukan karakter remaja di lingkungan sekolah mendapat
perhatian ekstra.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PAK
Pada abad pertama kekristenan ada beberapa ahli
yang memberikan konsep tentang pendidikan agama Kristen. Seperti Agustinus
(345-340) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Kristen ialah pendidikan yang mengajak orang untuk dapat mengenal dan melihat siapa Tuhan. Dalam hal ini pendidikan yang diajarkan
berpusat pada Tuhan terutama dalam hal
penciptaan langit dan bumi.Sementara itu menurut Marthin Luther (1483-1548) PAK
adalah pendidikan yang melibatkan warga
jemaat untuk belajar tertib dan teratur agar semakin menyadari dosa mereka dan menikmati
kemerdekaan dalam Kristus, Dalam perkembangan selanjutnya menurut Campbell Wyckoff (1957) PAK adalah
pendidikan yang menyadarkan setiap orang
akan kasih Tuhan didalamYesus
Kristus,agar mereka menyadari keberadaan
diri mereka dan bertumbuh sebagai anak Tuhan dalam persektuan Kristen. Dalam Konferensi Kajian
PAK diSukabumi pada tahun 1955, Homrighaussen mengemukakan bahwa PAK ialah suatu proses yang
akan membawa setiap orang baik tua
maupun muda untuk masuk kedalam persekutuan yang hidup dengan, oleh dan di dalam Tuhan sehingga
terhisab dalam persekutuan yang memuliakan
namaNya di segala waktu dan tempat dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah usaha secara
sadar yang dilakukan oleh pihak gereja untuk memperkenalkanTuhan Tuhan didalam Yesus
Kristus dan Roh Kudus, agar generasi muda maupun tua mengimani persekutuan dengan
Dia yang membawa keselamatan dan
memuliakan nama Tuhan didalam kehidupannya
A.a PENGERTIAN PAK REMAJA
Pendidikan Agama Kristen Remaja adalah pendidikan yang berupaya menolong
para remaja untuk hidup dalam terang Injil, menemukan kepribadian yang tepat,
menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang menjadi jelas bagi mereka
ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan misi
gereja dalam dunia. Para remaja dibentuk dalam paguyuban Kristen sehingga
mereka dapat mendengar Injil, mengalami maknanya, menyadari kasih Tuhan atas
hidup mereka, dan meresponsnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan pendidikan yang
menyadarkan setiap remaja akan Tuhan dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar
mereka mengetahui diri mereka yang
sebenarnya. Pendidikan ini bertujuan untuk menjadikan remaja bertumbuh
sebagai anak Tuhan dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilan bersama
sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada pengharapan Kristen. Kaum remaja
harus mengenal Yesus Kristus dan jika sudah mengenal Dia, harus rela memutuskan
segala ikatan lain untuk mengikut dan melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai
Tuhan bagi pekerjaan-Nya, justru merekalah yang dapat menjadi alat yang sangat
berguna untuk membangun kerajaan-Nya di antara umat manusia.
A.b PENGARUH PAK
PAK memegang atau memiliki pengaruh yang sangat besar dalam terbentuknya
karakter remaja yang baik, sebab di dalam PAK yang diajarkan adalah hal-hal
yang berkaitan dengan kepribadian dan sifat-sifat Tuhan serta diajarkan juga
bagaimana remaja bisa bertemua dan mengalami Tuhan secara pribadi sebab ketika
remaja bertemu dengan Tuhan atau mengalami Tuhan secara pribadi maka hal itulah
yang akan memperbaharui ataupun mengubah karakter remaja, tidaklah cukup hanya
menngajarkan teori saja kepada remaja tanpa menuntun atau menolongnya untuk
mengealami Tuhan secara pribadi. Pengaruh Pak yang sangat kuat adalah jika PAK
diajarkan semenjak dari keluarga sebab keluarga merupakan lembaga awal di mana
seseorang bertumbuh dan mendapatkan berbagai macam hal baik itu hal-hal yang
memberikan pengaruh yang positif maupun negatif dengan kata lain keluarga
memegang peranan penting dalam terbentuknya karakter remaja yang baik dibanding
lembaga yang lain dan sangat penting untuk mengajarkan PAK di dalam keluarga
kepada remaja semenjak kecil sehingga menjadi modal dalam pembentukan karakter
remaja.
B.
PEMENTUKAN KARAKTER REMAJA
Proses terbentuknya
suatu karakter yang baik tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi merupaka
proses belajar baik langsung maupun tidak langsung dari dalam diri seseorang
ataupun dari lngkungan sekitar. Setiap pribadi
dikenali melalui sifat-sifat (karakter) yang khas baginya. Pembentukan pribadi
mencakup kombinasi dari beberapa unsur yang tidak mungkin dapat dihindari,
yaitu unsur hereditas, unsur lingkungan, dan kebiasaan. (1) Unsur hereditas
adalah unsur-unsur yang dibawa (diwariskan) dari orang tua melalui proses
kelahiran, seperti keadaan fisik, intelektual, emosional, temperamen dan
spiritual; (2) Unsur lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam
membentuk karakter dari pribadi seseorang. Unsur lingkungan disini meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan tradisi dan budaya, serta lingkungan alamiah
(tempat tinggal); (3) Unsur kebiasaan adalah suatu tindakan atau tingkah laku
yang terus menerus dilakukan menjadi suatu keyakinan atau keharusan. Kebiasaan-kebiasan
ini akan turut membetuk karakter seseorang.
Secara umum ketiga unsur tersebut membentuk pribadi seseorang. Tetapi, ada lagi satu unsur yang membedakan orang Kristen dari yang bukan Kristen, yaitu unsur regenerasi atau kelahiran baru, yang bersifat radikal dan supranatural. Justru unsur regenerasi ini sangat menentukan dalam pembentukan karakter Kristen, karena tanpa regenerasi ini kita gagal menyenangkan Tuhan. Melihat uarian di atas maka apa yang menjadi kebiasaan kita atau yang sering kita lakukan saat ini jika dilakukan secara terus menerus maka akan menjadi kebaisaan kita dan kebiasaan-kebiasaan yang sering kita lakukan berulang-ulang akan membentuk karakter kita dan akhirnya akan menjadi karakter kita atau akan menjadi kebiasaan kita, di sinilah letak pentingnya pengaruh PAK yang sangat efisien sebab jikalau PAK yang menjadi kesukaan kita atau sering kita membiasakan diri dengan mempelajari PAK serta melakukannya maka akan membetuk pribadi kita yang baik
Secara umum ketiga unsur tersebut membentuk pribadi seseorang. Tetapi, ada lagi satu unsur yang membedakan orang Kristen dari yang bukan Kristen, yaitu unsur regenerasi atau kelahiran baru, yang bersifat radikal dan supranatural. Justru unsur regenerasi ini sangat menentukan dalam pembentukan karakter Kristen, karena tanpa regenerasi ini kita gagal menyenangkan Tuhan. Melihat uarian di atas maka apa yang menjadi kebiasaan kita atau yang sering kita lakukan saat ini jika dilakukan secara terus menerus maka akan menjadi kebaisaan kita dan kebiasaan-kebiasaan yang sering kita lakukan berulang-ulang akan membentuk karakter kita dan akhirnya akan menjadi karakter kita atau akan menjadi kebiasaan kita, di sinilah letak pentingnya pengaruh PAK yang sangat efisien sebab jikalau PAK yang menjadi kesukaan kita atau sering kita membiasakan diri dengan mempelajari PAK serta melakukannya maka akan membetuk pribadi kita yang baik
Alasan penting mengapa kita perlu mengajarkan dan menampilkan karakter
Kristen adalah: (1) Kemerosotam moral. Karena saat ini sudah begitu luas
kalangan yang merasakan terjadinya kemerosotan moral. Pengajaran karakter
adalah suatu perlawanan terhadap kemerosotan moral dan terhadap etika modern
yang rasionalistik yang dipengaruhi oleh pencerahan dan individualistik; (2)
Bahaya Pluralisme. Dalam zaman globalisasi dari postmodern saat ini kita
semakin menyadari berbagai aturan moral yang berbeda dari berbagai budaya yang
berbeda. Saat ini kita hidup disuatu zaman perjumpaan global dan keragaman
budaya, dan itu membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi; (3) Pudarnya semangat
keteladan. Karakter dibentuk oleh orang-orang lain yang menjadi model atau
mentor yang kita ikuti. Orang tua, guru, pembina, pelatih yang menjadi model
atau teladan bagi kita turut membentuk karakter kita. Dengan dituntun atau
mengikuti dan meneladani para pembina atau sosok lain yang layak diteladani
kita belajar mengenali dan mewujudkan berbagai disposisi, kebiasaan, dan
keterampilan emosional dan intelektual yang dinyatakan oleh berbagai kebajikan.
Sayangnya, kebanyakan teori etika individualistik dan rasionalistik modern
kurang memperhatikan pengaruh-pengaruh ini, atau dengan kata lain semangat
untuk mewarisi keteladanan kebenaran ini semakin memudar.
Kita mengetahui bahwa identitas orang Kristen dikenal lewat dua kualitas transformatif yang secara metaforis dinyatakan sebagai “garam” dan “terang” dunia (Matius 5:13,14). Kedua metafora ini mengacu kepada “perbedaan” dan “pengaruh” yang harus dimanifestasikan murid-murid Yesus kepada dunia ini. Kedua metafora ini dapat diartikan sebagai “penetrating power of the Gospel” yang harus dinyatakan oleh murid-murid Yesus yang sudah lebih dahulu mengalami transformasi. Implikasi dari penegasan ini cukup serius, yaitu bahwa orang Kristen secara harus memikul beban moral dari metafora-metafora ini secara konsisten dan konsekuen. Lebih jauh, implikasi ini bukan sekedar penegasan, tetapi merupakan sebuah panggilan bagi orang Kristen untuk melibatkan diri dan memberi solusi dalam masalah-masalah dunia ini tanpa harus menjadi duniawi.
Tetapi, pengaruh kurangnya karakter yang baik merupakan aspek yang dapat merusak kesaksian Kristen. Jika garam menjadi tawar maka ia tidak berguna (Matius 5:13). Dan jika terang disembunyikan di bawah gantang maka ia tidak dapat menerangi semua orang (Matius 5:15). Karena itu Kristus menegaskan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik (kalá erga)dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16). Kata Yunani “kalá erga” atau yang diterjemahkan “perbuatan yang baik” menunjuk kepada perbuatan baik dalam pengertian moral, kualitas dan manfaat. Dengan demikian, perbuatan baik adalah cermin dari kualitas karakter seseorang.
Karena itu, pentingnya karakter hidup Kristen dijelaskan oleh Stephen Tong sebagai berikut, “Hal ini merupakan tugas dan fungsi akhir dari pendidikan Kristen”. Selanjutnya Stephen Tong menjelaskan, “Kita sebagai orang Kristen, selain memberikan hidup kepada orang-orang yang kita didik, selain kita mengharapkan mereka memiliki hidup di dalam (inward life) yang sudah dilahirkan kembali, mereka juga membentuk karakter diluar (outward character). Hidup ini merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang kita kabarkan, melalui Injil yang kita tegaskan sebagai pusat iman, kita melahirkan mereka melalui kuasa Injil dan Firman oleh Roh Kudus di dalam kuasa Tuhan.
Kita mengetahui bahwa identitas orang Kristen dikenal lewat dua kualitas transformatif yang secara metaforis dinyatakan sebagai “garam” dan “terang” dunia (Matius 5:13,14). Kedua metafora ini mengacu kepada “perbedaan” dan “pengaruh” yang harus dimanifestasikan murid-murid Yesus kepada dunia ini. Kedua metafora ini dapat diartikan sebagai “penetrating power of the Gospel” yang harus dinyatakan oleh murid-murid Yesus yang sudah lebih dahulu mengalami transformasi. Implikasi dari penegasan ini cukup serius, yaitu bahwa orang Kristen secara harus memikul beban moral dari metafora-metafora ini secara konsisten dan konsekuen. Lebih jauh, implikasi ini bukan sekedar penegasan, tetapi merupakan sebuah panggilan bagi orang Kristen untuk melibatkan diri dan memberi solusi dalam masalah-masalah dunia ini tanpa harus menjadi duniawi.
Tetapi, pengaruh kurangnya karakter yang baik merupakan aspek yang dapat merusak kesaksian Kristen. Jika garam menjadi tawar maka ia tidak berguna (Matius 5:13). Dan jika terang disembunyikan di bawah gantang maka ia tidak dapat menerangi semua orang (Matius 5:15). Karena itu Kristus menegaskan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik (kalá erga)dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16). Kata Yunani “kalá erga” atau yang diterjemahkan “perbuatan yang baik” menunjuk kepada perbuatan baik dalam pengertian moral, kualitas dan manfaat. Dengan demikian, perbuatan baik adalah cermin dari kualitas karakter seseorang.
Karena itu, pentingnya karakter hidup Kristen dijelaskan oleh Stephen Tong sebagai berikut, “Hal ini merupakan tugas dan fungsi akhir dari pendidikan Kristen”. Selanjutnya Stephen Tong menjelaskan, “Kita sebagai orang Kristen, selain memberikan hidup kepada orang-orang yang kita didik, selain kita mengharapkan mereka memiliki hidup di dalam (inward life) yang sudah dilahirkan kembali, mereka juga membentuk karakter diluar (outward character). Hidup ini merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang kita kabarkan, melalui Injil yang kita tegaskan sebagai pusat iman, kita melahirkan mereka melalui kuasa Injil dan Firman oleh Roh Kudus di dalam kuasa Tuhan.
kerusakan total dan ketidak mampuan total manusia
Manusia telah mati secara rohani sehingga memerlukan kelahiran kembali atau hidup baru secara rohani. Akibat dari dosa pertama Adam dan Hawa, citra Tuhan dalam diri manusia telah tercoreng dan mengakibatkan dosa masuk dan menjalar kepada setiap manusia (Roma 3:10-12, 23; 5:12). Adam dan Hawa telah membuat dosa menjadi aktual pada saat pertama kalinya di Taman Eden, sejak saat itu natur dosa telah diwariskan kepada semua manusia (Roma 5:12; 1 Korintus 15:22).
Manusia telah rusak total (total depravity), tetapi ini bukanlah berarti (1) bahwa setiap orang telah menunjukkan kerusakannya secara keseluruhan dalam perbuatan, (2) bahwa orang berdosa tidak lagi memiliki hati nurani dan dorongan alamiah untuk berhubungan dengan Tuhan, (3) bahwa orang berdosa akan selalu menuruti setiap bentuk dosa, dan (4) bahwa orang berdosa tidak lagi mampu melakukan hal-hal yang baik dalam pandangan Tuhan maupun manusia. Tetapi yang dimaksud dengan kerusakan total adalah (1) kerusakan akibat dosa asal menjangkau setiap aspek natur dan kemampuan manusia: termasuk pikiran, hati nurani, kehendak, hati, emosinya dan keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1 Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus 4:18; Titus 1:15), dan (2) secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Tuhan yang benar (Roma 3:10-12).
Selain mengakibatkan kerusakan total pada manusia, dosa juga mengakibatkankan ketidakmampuan total (total inability), yaitu bahwa : (1) Orang yang belum lahir baru tidak mampu melakukan, mengatakan, atau memikirkan hal yang sungguh-sungguh diperkenan Tuhan, yang sungguh-sungguh menggenapi hukum Tuhan; (2) Tanpa karya khusus dari Roh Kudus, orang yang belum lahir baru tidak mampu mengubah arah hidupnya yang mendasar, dari dosa mengasihi diri sendiri menjadi kasih kepada Tuhan. Perlu ditegaskan bahwa ketidakmampuan total bukanlah berarti orang yang belum lahir baru sesuai naturnya tidak mampu melakukan apa yang baik dalam pengertian apapun. Ini berarti, orang yang belum lahir baru masih mampu melakukan bentuk-bentuk kebaikan dan kebajikan tertentu. Tetapi perbuatan baik ini tidak digerakan oleh kasih kepada Tuhan dan tidak pula dilakukan dengan ketaatan yang sukarela pada kehendak Tuhan
Jadi, manusia dalam natur lamanya yang berdosa tidak menyadari dan tidak mampu menanggapi hal-hal rohani dari Tuhan. Manusia tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah natur maupun keadaan keberdosaannya (Roma 3:9-20). Maka jelaslah bahwa manusia memerlukan suatu perubahan yang radikal dan menyeluruh yang memampukannya untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Regenerasi adalah solusi yang disediakan Tuhan bagi manusia.
regenerasi sebagai akar dari karakter kekristenan
Regenerasi adalah perubahan yang radikal dan seketika yang diperlukan untuk memampukan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Regenerasi merupakan suatu perubahan radikal dari kematian rohani menjadi kehidupan rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Kita tidak memiliki peran apapun dalam kelahiran baru ini; sepenuhnya merupakan tindakan Tuhan. Sebab jika kita telah mati secara rohani, bagaimana mungkin orang mati dapat bekerjasama dengan Tuhan untuk menghidupkan dirinya sendiri (Efesus 2:5)
1. Natur Regenerasi
Berdasarkan pengertian di atas ada tiga natur dari regenerasi, yaitu: (1) Regenerasi merupakan perubahan yang terjadi secara seketika, bukan suatu proses bertahap seperti pengudusan yang progresif. Paulus mengatakan, “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan -” (Efesus 2:5). Disini, kata kerja yang diterjemahkan “menghidupkan (synezoopoiesen)”, memakai bentuk aorist tense yang berarti tindakan yang seketika atau sekejap; (2) Regenerasi merupakan perubahan yang supernatural (adikodrati). Kelahiran baru bukan merupakan peristiwa yang dapat dilaksanakan oleh manusia (Yohanes 3:6). Kelahiran baru sepenuhnya merupakan tindakan Tuhan. Secara khusus merupakan karya Roh Kudus. (3) Regenerasi merupakan perubahan yang radikal. Istilah radikal berasal kata Latin “radix” yang berarti “akar”, sehingga regenerasi merupakan suatu perubahan pada akar natur kita. Dengan demikian regenerasi berarti: (a) penanaman (pemberian) kehidupan rohani yang baru, karena pada dasarnya manusia telah mati secara rohani (Efesus 2:5; Kolose 2:13; Roma 8:7-8). Manusia yang telah mati secara rohani tidak mungkin dapat bekerjasama dengan Tuhan untuk menghidupkan dirinya sendiri, karena regenerasi merupakan tindakan Tuhan dan manusia hanya menerimanya; (b) perubahan yang total yaitu perubahan mempengaruhi seluruh keberadaan kepribadian, yaitu pikiran, hati nurani, kehendak, emosi. Alkitab menyebutnya sebagai pemberian “hati yang baru” (Yehezkiel 36:26). Hati menurut Alkitab adalah inti rohani dari satu pribadi, pusat dari seluruh aktivitas; sumber yang darinya mengalir semua pengalaman mental dan spiritual, berpikir, merasakan, menghendaki, mempercayai, dan sebagainya (Bandingkan dengan Amsal 4:23; Matius 15:18-19).
2. Regenerasi sebagai Awal dari Seluruh Proses Pembaharuan
Dapat dikatakan bahwa regenerasi adalah awal dari seluruh proses pembaharuan dalam kehidupan seorang Kristen. Karena regenerasi merupakan pemberian hidup yang baru, maka artinya regenerasi merupakan awal dari proses-proses pembaharuan hidup. Dengan demikian, orang yang lahir baru telah mengalami langkah pertama dari pembaharuan. Proses-proses pembaharuan hidup yang mengikuti regenerasi itu bersifat progresif dan disebut “pengudusan yang dinamis”. Paulus mengingatkan “..karena kamu telah menanggalkan (apekdysamenoi) manusia lama (palaion anthropos) serta kelakuannya, dan telah mengenakan (endysamneoi) manusia baru (kainon anhtropos) yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kolose 3:9-10). Dalam ayat ini Paulus bukan bermaksud memberitahu orang-orang percaya di Kolose bahwa mereka sekarang atau setiap hari harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru berulang-ulang kali, tetapi Paulus menegaskan bahwa mereka telah mengalaminya pada saat regenerasi dan telah melakukannya perubahan ini ketika mereka di saat konversi menerima dengan iman apa yang telah dikerjakan Kristus bagi mereka. Kata Yunani “apekdysamenoi (menanggalkan)” dan “endysamneoi (mengenakan)” menggunakan bentuk aorist tense yang mendeskripsikan kejadian seketika. Jadi Paulus sedang merujuk kepada apa yang telah dilakukan orang percaya di Kolose ini di masa yang lalu.
Lalu apakah yang dimaksud Paulus dengan frase “terus menerus diperbaharui”? Walaupun orang-orang percaya adalah pribadi-pribadi baru, akan tetapi mereka belum mencapai kesempurnaan yang tanpa dosa; mereka masih harus bergumul melawan dosa. Pembaharuan ini merupakan proses seumur hidup. frase ini menjelaskan kepada kita bahwa setelah lahir baru kita harus terus menerus mengalami proses pengudusan mencakup pengudusan pikiran, kehendak, emosi, dan hati nurani. Alkitab menyebutnya dengan istilah “pengudusan”, yang bersifat dinamis bukan statis, yang progresif bukan seketika; yang memelukan pembaharuan, pertumbuhan dan transformasi terus menerus (1 Tesalonika 5:23; Ibrani 10:14; 2 Petrus 3:18). Selanjutnya, Paulus dalam Efesus 4:23 mengingatkan orang percaya “supaya kamu dibaharui (ananeousthai) di dalam roh dan pikiranmu”. Bentuk infinitif “ananeousthai” yang diterjemahkan dengan “dibaharui” adalah bentuk present tense yang menunjuk kepada suatu proses yang berkelanjutan. Jadi, orang-orang percaya yang telah lahir baru dan menjadi ciptaan baru di dalam Kristus masih diperintahkan untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging dan segala sesuatu yang berdosa di dalam diri mereka berupa keinginan-keinginan daging (Roma 8:13; Galatian 5:19-21; Kolose 3:5), serta menyucikan diri dari segala sesuatu yang mencemari tubuh dan roh (2 Korintus 7:1).
3. Peranan Regenerasi dalam Pembentukan Karakter Kristen
Regenerasi merupakan misteri karena merupakan karya Tuhan semata-mata dan kita tidak pernah dapat melihat dan merasakan; kita tidak pernah tahu persis kapan regenerasi itu terjadi. Kita hanya dapat mengamati efek-efek dari regenerasi itu saja; dan mengamati bukti-bukti dari perubahan yang terjadi. Berikut ini akibat-akibat dari regenerasi.
(1) Memampukan seseorang untuk bertobat dan percaya. Pada saat seseorang dilahirkan baru maka ia dimampukan bertobat dari dosa-dosanya dan percaya kepada Kristus untuk keselamatannya. Seseorang dapat memberi respon di dalam pertobatan dan iman hanya setelah Tuhan memberikan kehidupan yang baru kepadanya. Bertobat dan percaya disebut dengan istilah perpalingan (convertion). Bertobat merupakan suatu keputusan sadar untuk berpaling dari dosa-dosa dan iman berarti berpaling kepada Kristus untuk mengampuni dosa-dosa. Jenis iman ini mengakui bahwa seseorang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan pada saat yang sama mengakui hanya Kristus yang dapat melakukannya (Yohanes 6:44).
(2) Perubahan atau transformasi. Kelahiran baru oleh Roh Kudus mengakibatkan perubahan. Kelahiran baru ini tidak disadari atau tidak dirasakan saat terjadi, tetapi dapat diamati lewat kepekaan baru terhadap hal-hal rohani, arah hidup yang baru, serta kemampuan untuk hidup benar dan menaati Tuhan. Perubahan ini meskipun tidak disadari, menghasilkan hati (kardia) yang diubahkan yang memimpin kepada karakter yang diubahkan dan kemudian menghasilkan hidup yang diubahkan (2 Korintus 5:17). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa setelah lahir baru kita harus terus menerus mengalami proses pengudusan mencakup pengudusan pikiran, kehendak, emosi, dan hati nurani. Alkitab menyebutnya dengan istilah “pengudusan” (1 Tesalonika 5:23; Ibrani 10:14; 2 Petrus 3:18).
(3) Pembaharuan pikiran. Paulus dalam Roma 12:2 mengatakan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna”. Kata Yunani “nous” yang digunakan disini berarti “akal budi atau pikiran”. Pembaharuan nous adalah syarat untuk bisa mengenal dan melakukan kehendak Tuhan. Apa yang diyakini oleh pikiran (nous) akan mempengaruhi perilaku (behavior) seseorang (Rm 12:1-21). Pembaharuan akal budi (nous) akan menghasilkan perubahan perilaku (behavior transformation). Yang dimaksud dengan perilaku (behavior) ialah karakter, sikap, perbuatan atau tindakan seseorang yang dapat dilihat (visible), diamati (observable), dan dapat diukur (measurable). Jadi, perubahan perilaku akan teraktualisasi dalam sikap, tindakan dan perbuatan karena telah mengalami pembaharuan nous ( Efesus 4:17-32).
(4) Menghasilkan buah Roh. Regenerasi oleh Roh Kudus mengakibatkan kita mampu menghasilkan buah Roh Kudus (Galatia 6:22-23). Buah Roh Kudus disini ditulis dalam bentuk tunggal yaitu kata Yunani “karpos”. Walaupun buah Roh itu satu (bentuknya), tetapi majemuk (sifatnya). Kesatuan dan banyak segi dari buah Roh ini mencerminkan integritas dan keharmonisan. Dengan kata lain buah Roh Kudus hanya satu, tetapi memiliki sembilan rasa. Buah Roh Kudus berasal dari dalam dan tidak ditambah dari luar. Ini adalah hasil kehidupan baru saat orang percaya dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.
Membangun karakter kristen
Kelemahan atau kecacatan karakter merupakan tanda pada gangguan kepribadian (personality disorder). Para psikolog dan praktisi kesehatan jiwa mengenali sepuluh jenis gangguan kepribadian, yaitu: (1) Paranoid, polanya adalah orang tidak mudah percaya dan selalu curiga; (2) Skizoid, yaitu orang mengalami keterpisahan secara sosial dan emosi yang terkungkung; (3) Skizopital, yaitu orang yang biasanya mengalami gannguan pikiran, perilaku eksentrik, dan kapasitas yang kurang untuk berhubungan dekat; (4) Antisosial, biasanya terdapat pada pola sikap tidak peduli, dan pelanggaran atas hak orang lain; (5) Borderline, biasanya ditandai dengan ketidakstabilan dalam hubungan, gambar diri, suasana hati, dan sikap yang impulsif dramatis; (6) Histrionik, polanya adalah emosi yang berlebihan dan mencari perhatian; (7) Narsistik, polanya ditunjukkan oleh adanya rasa sombong, haus pujian, dan kurangnya empati; (8) Avoidant, biasanya dicirikan oleh adanya hambata sosial, perasaan tidak mampu, dan kepekaan yang berlebihan terhadap kritik; (9) Dependent, pada masalah ini terdapat kebutuhan yang sangat besar akan perhatian, sikap patuh, perilaku bergantung, dan takut kan perpisahan; (10) Obsesif Kompulsif, biasanya ditandai dengan kesenangan akan keteraturan, kesempurnaan, dan kontrol sebagai ganti fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi.
Berapa banyak orang Kristen telah bertindak bodoh karena tidak membangun karakter yang kuat sehingga mereka menjadi lemah. Kita dikejutkan oleh laporan berita mengenai pemimpin-pemimpin yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), atau penyelenggara negara yang ditangkap polisi karena berusaha melakukan kekerasan fisik terhadap istrinya supaya ia bisa bebas berhubungan dengan kekasihnya. Atau para orang tua yang melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru terhadap anak-anak mereka. Ironisnya, beberapa dari mereka adalah orang-orang Kristen! Akibatnya, orang Kristen dihina dan diejek, dan perilaku yang buruk dari beberapa orang Kristen ini dijadikan tolok ukur untuk menuduh bahwa Kekristenan penuh dengan kemunafikan. Meskipun tuduhan tersebut tidak benar, sekali lagi, pengaruh kurangnya karakter merupakan aspek penting yang merusak kesaksian Kristen.
Karena itu, Pemazmur mengingatkan kita “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mamur 90:12). Pada saat seseorang menjadi cukup dewasa untuk menyadari betapa singkatnya hidup ini, maka ia mulai sadar betapa berharganya seandainya ia telah belajar lebih awal untuk menjadi bijaksana dalam kehidupan. Paulus menasihati, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan” (Efesus 5:15-17). Jika kita berusaha sungguh-sungguh untuk memiliki hikmat dari Tuhan, kita akan lebih mampu meningkatkan kualitas diri, mengembangkan karakter dan nilai-nilai yang mengalir dari hidup baru yang telah ditanamkan Tuhan dalam kita. Karakter kita akan menjadi karakter yang saleh sehingga orang lain senang melihatnya, dan memuliakan Tuhan (Matius 5:16).
1. Meneladani Karakter Tuhan
Studi tentang karakter seharusnya dimulai dari Tuhan, karena hanya Tuhan saja yang memiliki karakter yang sempurna. Karena itu beberapa teolog lebih suka memberi judul “Kesempurnaan Tuhan” ketika membahas tentang sifat-sifat Tuhan dalam buku teologi mereka. Kesempurnaan Tuhan ialah totalitas dari sifat-sifat atau karakter Tuhan sebagaimana dinyatakan Alkitab. Seluruh sifat (karakter) Tuhan menyatakan kesempurnaan Tuhan! Para teolog sepakat bahwa ada beberapa karakteristik yang hanya dimiliki oleh Tuhan saja. Para teolog menyebutnya sebagai karakter Tuhan yang tidak dapat dikomunikasikan dan melekat hanya pada Tuhan. Sedangkan beberapa karakteristik lainnya ditularkan kepada manusia yang diciptakan secitra dengan Tuhan. Para teolog menyebutnya sebagai karakter yang dapat dikomunikasikan.
Siapa orang yang kita kagumi akan mempengaruhi hidup kita. Bisa jadi kualitas umum pada orang yang kita kagumi tersebut adalah karakter atau sifat-sifat yang ada padanya. Jika kita mengagumi orang yang berkualitas, bukankah seharusnya jauh lebih baik kita mengagumi kesempurnaan Tuhan yang hidup, yang daripadaNya segala kebenaran, kebaikan, dan keindahan berasal? Sekilas, karakter Tuhan yang luar biasa, indah dan menganggumkan itu terungkap dalam Keluaran 34:6-7 berikut, “Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Tuhan penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat”.
Ketika Tuhan menyatakan diriNya kepada Musa sebagai Tuhan yang penuh dengan kemurahan dan belas kasihan, yang tidak lekas marah, yang berlimpah-limpah kasih setiaNya, dan yang tetap mengasihi beribu-ribu keturunan serta yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa, maka Tuhan menyatakan dengan sangat jelas bahwa karakter pribadiNya adalah standar yang mutlak: Dengan standar tersebut semua sifat ditetapkan. Tuhan tidak bertanggung jawab terhadap siapapun, dan tidak ada standar lain yang lebih tinggi yang harus diikutiNya. KarakterNya yang kekal dan tanpa kompromi adalah standar yang tak dapat berubah yang kemudian memberikan arti terdalam dari kasih, kemurahan hati, kesetiaan, dan kesabaran.
2. Membangun Karakter Tuhan di dalam Kita
Beberapa dari karakter Kristen yang disebutkan dalam Alkitab harus dikembangkan dan ditampilkan oleh setiap orang Kristen, yaitu : integritas (Titus 1:7-9), kerendahan hati (Matius 5:1-7; Markus 10:14-15; 1 Timotius 3:6), kasih dengan segala karakteristiknya (Matius 22:37-39; 1 Korintus 13), melayani dan menolong (Lukas 10:25-37), kekuatan dan kebenaran batiniah (Lukas 11:37-53; 12:15; Yohanes 16:33), hubungan yang erat dengan Kristus (1 Timotius 6:11; 2 Timotius 2:22; Yohanes 15:1-8), sukacita (Yohanes 17:13), kekudusan (Yohanes 17:16; 2 Timotius 2:22), damai ( 2 Timotius 2:22), sabar dan tekun (1 Timotius 6:11; 2 Timotius 3:10), lemah lembut (1 Tomotius 6:11; 2 Timotius 2:25), penguasaan diri (1 Timotius 3:2; Titus 1:8), tidak tamak dan tidak suka bertengkar (1 Timotius 3:2-3; 6:10-11), serta kualitas lainnya dalam 2 Petrus 1:5-8, seperti : kebajikan, pengetahuan, ketekunan, dan kesalehan.
Karakter yang dipaparkan dalam ayat-ayat tersebut diatas memang sangat mengagumkan, tetapi juga kita akui memang terlalu tinggi. Daya pesonanya membuat banyak orang Kristen terpana bagaikan memandang gunung yang menjulang tinggi dalam kemegahannya sehingga tertarik untuk mengukur ketinggiannya, namun menyadari betapa kita terikat di bumi dan tidak memiliki peralatan untuk mendakinya. Kita merindukan sifat-sifat ini tercermin dalam hidup kita dan kita sangat mendambakannya, tetapi apakah mungkin kita mencapainya? Jika hanya mengandalkan usaha pada manusia saja maka upaya itu akan sia-sia. Namun, Dalam Kristus kita telah diperkenankan mendapat kuasa ilahiNya dan telah dikaruniai keistimewaan yang tidak terbayangkan untuk ikut ambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:3-4; 2 Korintus 5:17). Kita tidak hanya menerima hakikat (hidup) baru dalam Kristus (Roma 6:6-13), tetapi kita juga didiami oleh Roh Kudus, yang kehadiranNya dalam diri kita memampukan kita mewujudkan kualitas-kualitas karakter seperti Kristus.
Perubahan atau transformasi rohani dan karakter yang benar berlangsung dari dalam keluar, bukan dari luar ke dalam. Iman, kasih, pengetahuan, kesalehan, ketekunan, kesetiaan, penguasaan diri, dan lainnya sebagainya, mengalir dari kehidupan Kristus yang telah ditanamkan dalam diri kita saat kita lahir baru. Saat kita mengembangkan dan membuat sifat-sifat itu menjadi semakin nyata di dalam kehidupan kita, maka kita tidak hanya menjadi kesaksian hidup bagi orang lain tetapi juga menyenangkan hati Tuhan. Sangat menakjubkan apa yang dapat dilakukan Tuhan bagi orang-orang yang menginginkan pribadinya bertumbuh dan karakternya berkembang. Kabar baiknya ialah, “Tuhan ingin kita berkembang sepenuhnya”. Ia menebus kita untuk keperluan itu, Ia ingin kita bertumbuh dan dewasa (sempurna) sama seperti Bapa surgawi kita sempurna (Bandingkan Matius 5:48). Rasul Paulus mengajarkan hal yang sama dalam Efesus 4:13-15, “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Tuhan, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”.
Mengembangkan karakter kristen sebagai ponadasi seumur hidup
Satu hal yang pasti, karakter tidak
pernah terbentuk secara instan, apalagi dalam satu malam. Membangun karakter
memerlukan waktu dan sikap dasar yaitu kesediaan untuk belajar dan berubah.
Banyak orang menginginkan untuk mampu secepat-cepatnya mengatasi masalah dalam
memperbaiki karakter. Mereka mengingingkan semacam formula ajaib yang dapat
secara seketika mengubah karakter mereka. Seseorang bisa saja mendapatkan
teknik mudah dan cepat, yang memberikan solusi sementara, seperti yang
ditawarkan dalam banyak buku yang ditulis para ahli saat ini. Itu memang
membantu, tetapi itu tidak dapat membentuk karakter yang kokoh. Pada dasarnya,
karakter yang kokoh dibentuk di atas landasan pengalaman, disiplin diri, dan
dedikasi. Jika seseorang hanya memiliki pencitraan atau rekayasa dan bukan
keaslian karakter yang kokoh, maka tantangan-tantangan kehidupan akan segera
menghancurkan solusi-solusi yang sementara itu.
Karakter adalah sebuah kekuatan yang tidak kelihatan. Karakter bertumbuh melalui proses dan ujian. Karakter yang baik menghasilkan buah-buah yang unggul dan berkualitas Buah-buah yang bermanfaat bagi kehidupan kita dan orang lain. Buah-buah dari karakter antara lain: Integritas menghasilkan kewibawaan, tanggung jawab menghasilkan kedewasaan, kejujuran menghasilkan kepercayaan, ketulusan menghasilkan persahabatan, iman menghasilkan kekuatan, ketekunan menghasilkan pengharapan, dan lain sebagainya. Tuhan Yesus berkata, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” (Matius 7:17-18).
Karakter Kristen dibentuk sebagai hasil perjumpaan dengan kebenaran Alkitabiah yang menembus kedalam hati. Hal itu hanya mungkin terjadi jika seseorang belajar firman Tuhan, merenungkan firman Tuhan itu dengan segala makna dan penerapannya. Merupakan fakta yang terbukti bahwa doktrin (pengajaran firman Tuhan) mempengaruhi karakter. Apa yang dipercayai seseorang sangat besar mempengaruhi perbuatannya. Jika seseorang menerima dan mengikuti ajaran yang sehat maka ajaran itu akan menghasilkan karakter ilahi dan karakter Kristus. Paulus memberikan nasihat kepada Timotius agar “awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Timotius 4:6,13,16). Selanjutnya Paulus berbicara tentang “ajaran yang sesuai dengan ibadah kita” (1 Timotius 6:1-3), yakni serupa dengan Tuhan dalam hal karakter dan kehidupan yang kudus.
Karakter adalah sebuah kekuatan yang tidak kelihatan. Karakter bertumbuh melalui proses dan ujian. Karakter yang baik menghasilkan buah-buah yang unggul dan berkualitas Buah-buah yang bermanfaat bagi kehidupan kita dan orang lain. Buah-buah dari karakter antara lain: Integritas menghasilkan kewibawaan, tanggung jawab menghasilkan kedewasaan, kejujuran menghasilkan kepercayaan, ketulusan menghasilkan persahabatan, iman menghasilkan kekuatan, ketekunan menghasilkan pengharapan, dan lain sebagainya. Tuhan Yesus berkata, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” (Matius 7:17-18).
Karakter Kristen dibentuk sebagai hasil perjumpaan dengan kebenaran Alkitabiah yang menembus kedalam hati. Hal itu hanya mungkin terjadi jika seseorang belajar firman Tuhan, merenungkan firman Tuhan itu dengan segala makna dan penerapannya. Merupakan fakta yang terbukti bahwa doktrin (pengajaran firman Tuhan) mempengaruhi karakter. Apa yang dipercayai seseorang sangat besar mempengaruhi perbuatannya. Jika seseorang menerima dan mengikuti ajaran yang sehat maka ajaran itu akan menghasilkan karakter ilahi dan karakter Kristus. Paulus memberikan nasihat kepada Timotius agar “awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Timotius 4:6,13,16). Selanjutnya Paulus berbicara tentang “ajaran yang sesuai dengan ibadah kita” (1 Timotius 6:1-3), yakni serupa dengan Tuhan dalam hal karakter dan kehidupan yang kudus.
B.1 PENGERTIAN KARAKTER
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Oleh karena itu, karakter adalah nilai yang unik
baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kemendiknas,
2010).
Sedangkan Scerenko dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2012:
42) menyatakan bahwa ”karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk
dan membedakan ciri pribadi, ciri etis dan kompleksitas mental dari seseorang,
suatu kelompok atau bangsa”.
Mengacu dari berbagai pengertian dan definisi karakter
tersebut, maka karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar positif yang
dimiliki seseorang, yang membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam
perilakunya sehari-hari.
Dalam pengertian sederhana pendidikan karakter
adalah hal positif yang yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada pserta didik
yang diajarnya. Winton dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2012: 43)
mendefinisikan “pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari
seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya”.
Menurut Scerenko pendidikan karakter dapat dimaknai
sebagai “upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif
dikembangkan , didorong dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah,
biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang
maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan dipelajari)”.
B.2 PENGERTIAN REMAJA
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa
masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan
oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah
matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga
21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12
– 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18
– 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono
membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12
tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)
Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah
Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan
dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun,
dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik,
maupun psikologis.
BAB III
KESIMPULAN
Masa remaja adalah masa pembentukan
identitas. Artinya, pada masa inilah terjadi proses pencarian dan pemantapan
sifat serta kebiasaan yang akan menjadi ciri khas seseorang dan yang akan dipertahankan
sampai sisa hidupnya. Dalam pencarian identitas ini, seorang remaja sangat
dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya dan yang paling dominan yang
mempengaruhi identitasnya adalah orang-orang yang paling sering ditemui.
Misalnya peranan keluarga dan teman sebaya.
Saat ini banyak remaja yang terlibat dalam hal-hal yang salah seperti kecanduan narkoba, seks bebas, pola hidup konsumtif dan lain sebagainya. Hal itu sering terjadi akibat pengaruh teman sebayanya yang mengatakan “tidak gaul” atau “ketinggalan zaman”. Banyak remaja terjerumus ke hal-hal seperti ini tentunya karena mereka tidak memiliki karakter yang kuat.
Saat ini banyak remaja yang terlibat dalam hal-hal yang salah seperti kecanduan narkoba, seks bebas, pola hidup konsumtif dan lain sebagainya. Hal itu sering terjadi akibat pengaruh teman sebayanya yang mengatakan “tidak gaul” atau “ketinggalan zaman”. Banyak remaja terjerumus ke hal-hal seperti ini tentunya karena mereka tidak memiliki karakter yang kuat.
Keluarga, masyarakat, sekolah dan
teman sebaya memiliki pengaruh dalam terbentuknya suatu karakter dan PAK
memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan suatu karakter yang
baik. Seseorang yang gagal dalam mendapatkan pengaruh yang baik dalam masa
remaja hal itu akan berpengaruh dengan karakternya ketika ia mulai beranjak
dewasa bahkan sampai masa tuanya. Dalam membnetuk suatu karakter tentu tidak
terlepas dari peran serta orang-orang disekitar atau orang-orang yang
berpengaruh bagi remaja dan jauh lebih penting dalam suatu pembentukan karakter
adalah melibatkan Firman Tuhan, Roh Kudus dan orang-orang yang secara rohani lebih
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)